Merapah.com, Bandar Lampung, 15 Mei 2025 — HMJ Sosiologi x Walhi menggelar diskusi penting tentang lingkungan. Acara bertajuk “Kota Tanpa Nafas: Krisis Ruang Hijau di Tengah Perubahan Iklim” menyita perhatian. Diskusi ini dilaksanakan oleh HMJ Sosiologi FISIP Universitas Lampung bersama WALHI Lampung. Kegiatan ini masuk dalam program rutin bertema Pojok Diskusi Mahasiswa (PODIUM SOSIOLOGI).
Kolaborasi ini mengangkat isu darurat tentang menurunnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Bandar Lampung. Data menunjukkan, RTH kini hanya 4,5% dari luas wilayah kota secara keseluruhan. Angka ini jauh dari standar minimal 30% yang diatur dalam Undang-Undang Penataan Ruang.
BACA JUGA: Gubernur Lampung Tanam 3.000 Mangrove: Mitra Bentala Turut Serta
Kurangnya Kesadaran Mahasiswa Jadi Sorotan

Ketua HMJ Sosiologi, Yolanda Betriliana, menyampaikan pandangannya di tengah diskusi tersebut. Ia menilai, kesadaran mahasiswa soal RTH masih sangat rendah dan perlu ditingkatkan segera.
“Salah satu cara meningkatkan kesadaran adalah melalui diskusi terbuka seperti ini,” jelasnya.
Yolanda juga menekankan bahwa RTH bukan hanya soal keindahan dan estetika kota. Menurutnya, RTH merupakan infrastruktur penting yang mendukung kelangsungan hidup warga perkotaan. Isu ini semakin mendesak di tengah perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang terus meningkat.
Mahasiswa Dukung Pentingnya Ruang Hijau

Ricco Tarigan, mahasiswa Ilmu Pemerintahan, turut menyampaikan pendapatnya dalam diskusi terbuka itu. Menurutnya, RTH adalah ruang publik penting untuk relaksasi serta aktivitas belajar nonformal masyarakat.
“Ruang hijau membuat kita bebas bergerak dan bisa bersentuhan langsung dengan alam,” ujarnya.
Kehadiran RTH, lanjut Ricco, membantu mahasiswa dan warga menjaga kesehatan mental dan fisik bersama. Ia berharap pemerintah dan warga ikut andil menjaga serta memperluas ruang hijau kota.
BACA JUGA: 5 Channel YouTube Terbaik untuk Upgrade Diri
Pembangunan Jadi Pemicu Krisis RTH
Ketua pelaksana acara, Elvina Rabullizati, menjelaskan penyebab utama krisis RTH di kota Bandar Lampung. Menurutnya, pembangunan masif dan perubahan iklim memperparah penyusutan ruang terbuka hijau kota.
“Kita harus tahu penyebab utama agar bisa mencari solusi tepat dan berkelanjutan,” katanya.
WALHI Dorong Advokasi dan Aksi Nyata
Dalam diskusi ini, WALHI Lampung hadir sebagai pemantik dengan fokus pada isu advokasi lingkungan. Mereka mendorong langkah konkret seperti kampanye edukatif dan aksi bersama komunitas kampus. WALHI juga menuntut pemerintah mematuhi standar RTH sesuai aturan yang berlaku saat ini. Kolaborasi HMJ Sosiologi x Walhi menjadi langkah awal untuk meningkatkan kepedulian semua pihak.
Aksi Kolektif Demi Masa Depan Kota
Ruang hijau bukan hanya bagian kota, tapi juga harapan hidup sehat di masa mendatang. Dengan aksi kolektif, warga bisa menjaga lingkungan sekaligus menekan dampak perubahan iklim global. HMJ Sosiologi x Walhi mengajak semua pihak bergerak bersama demi menyelamatkan ruang hidup bersama.