Trans Tanjungan, 31 Januari 2025 – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unila di Desa Trans Tanjungan, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan menggelar sosialisasi pembuatan eco-enzyme sebagai solusi pengelolaan limbah organik rumah tangga.
Kegiatan ini diadakan di Balai Desa Trans Tanjungan dan diikuti oleh 35 peserta yang adalah ibu-ibu PKK dan ibu rumah tangga. Acara dimulai pukul 10.00 WIB hingga selesai.
Kegiatan ini dipimpin oleh Febriana Putriyani sebagai penanggung jawab sekaligus pemateri, dibantu oleh anggota tim lainnya: Bulan Fadillah, Meffa Arindya Maliandary, Novita Wahyu Febriani, Raisya Qianisa Nabilla, Arditya Prayoga, dan N. Jeri Hardinanta.
Eco-Enzyme: Solusi Sederhana dari Limbah Organik
Banyak orang masih menganggap limbah dapur seperti sisa sayuran dan kulit buah hanya sebatas sampah yang harus dibuang. Padahal, jika diolah dengan benar, limbah ini bisa jadi sesuatu yang bermanfaat, salah satunya eco-enzyme. Cairan hasil fermentasi limbah organik ini bisa dipakai sebagai pembersih alami, pupuk organik, bahkan penjernih air.
“Masih banyak yang belum sadar kalau limbah dapur bisa diolah jadi sesuatu yang berguna. Eco-enzyme ini sebenarnya gampang banget dibuat dan manfaatnya juga banyak, apalagi buat kebutuhan rumah tangga sehari-hari,” ujar Febriana Putriyani saat menjelaskan kepada peserta.
Manfaatkan Kulit Rambutan Limbah Organik yang Melimpah
Saat ini, Desa Trans Tanjungan sedang memasuki musim rambutan, yang berarti banyak kulit rambutan terbuang begitu saja. Tim KKN melihat ini sebagai peluang dan mengenalkan cara memanfaatkan kulit rambutan sebagai bahan utama eco-enzyme.
“Di sini kan lagi banyak rambutan, dan biasanya kulitnya langsung dibuang. Padahal, kulit rambutan bagus banget buat eco-enzyme karena bisa mempercepat fermentasi,” lanjut Febriana.
Dalam sesi praktik, peserta diajarkan cara mencampur kulit rambutan dengan gula merah dan air dalam wadah tertutup. Campuran ini nantinya akan difermentasi selama tiga bulan sebelum bisa digunakan.
BACA JUGA: Pelatihan Budidaya Tanaman Hias Solusi Kreatif Tambah Penghasilan
Antusiasme Warga: “Ohh ternyata gampang yaa buatnya”
Para peserta terlihat antusias mengikuti sosialisasi ini. Banyak dari mereka yang baru tahu bahwa limbah dapur bisa diolah dengan cara yang sederhana dan murah.
“Saya kira bikin eco-enzyme itu ribet, ternyata gampang banget. Mau coba di rumah, mumpung kulit rambutan di sini lagi banyak,” ujar salah satu peserta dengan semangat.
Warga lainnya juga berharap bisa terus belajar mengolah limbah agar lingkungan lebih bersih dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Harapan Tim KKN
Dengan adanya sosialisasi ini, Tim KKN Desa Trans Tanjungan berharap masyarakat bisa mulai memanfaatkan limbah dapur, terutama kulit rambutan yang melimpah. Jika dilakukan secara rutin, eco-enzyme bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi sampah rumah tangga dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
“Kami harap setelah ini ibu-ibu bisa praktik sendiri di rumah dan mengajarkan ke yang lain juga,” tutup Febriana.
Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, Desa Trans Tanjungan berpotensi menjadi desa yang lebih bersih, sehat, dan mandiri dalam mengelola limbah rumah tangga.