Merapah.com, 3 Juni 2025 — Seminar IDAI kembali digelar menyoroti dampak screen time pada anak. Agenda ini bertajuk Seminar IDAI: Digital Safety pada Anak. Kegiatan ini berlangsung daring dan menghadirkan dua narasumber ahli di bidang kesehatan anak.
dr. Farid Agung Rahmadi, Msi.Med, SoA, SubspTKPS(K) hadir sebagai pembicara utama dalam seminar tersebut. Sementara itu, dr. Reza Fahlevi, Sp.A, Subsp.Nefro(K), memandu jalannya diskusi sebagai.
BACA JUGA: Fakta Unik Tertawa: Setara Bersepeda 15 Menit? Ini Penjelasannya!
Tidak Semua Konten Pendidikan Cocok untuk Anak

Dalam paparannya, dr. Farid menegaskan bahwa tidak semua konten edukasi baik untuk anak. Ia menyebut, beberapa konten pendidikan justru tidak sesuai dengan usia perkembangan anak.
“Konten edukasi mungkin bermanfaat, tapi kualitas konten sangat bervariasi,” kata dr. Farid menjelaskan.
Orang tua harus jeli memilih tayangan digital yang sesuai kebutuhan dan usia anak-anaknya. Konten yang tidak sesuai bisa berdampak negatif pada bahasa, kognisi, dan perilaku anak.
Efek Screen Time Berlebihan pada Tumbuh Kembang Anak
dr. Farid mengungkapkan, screen time berlebihan dapat menghambat perkembangan kognitif dan perilaku anak. Anak yang terlalu lama menonton pada screen atau layar kehilangan waktu bermain aktif dan belajar langsung.
Penelitian menunjukkan bayi usia 12 bulan lebih rentan alami gangguan kognitif di usia 4,5 tahun. Setiap tambahan satu jam screen time menyebabkan turunnya kemampuan memori dan pemahaman membaca.
“Screen time mengurangi waktu berinteraksi, bermain, dan mengeksplorasi lingkungan sekitar,” ujar dr. Farid.
Hal itu dapat mengganggu proses belajar alami yang sangat penting pada masa pertumbuhan dini.
BACA JUGA: 10 Makanan Penambah BB Bayi yang Cepat dan Sehat
Kenali Tanda-Tanda Gangguan Konsentrasi Sejak Dini
Salah satu peserta Seminar IDAI bertanya tentang tanda gangguan konsentrasi akibat digital. dr. Farid menjelaskan, orang tua perlu waspada saat anak berusia 3 sampai 4 tahun. Beberapa tanda gangguan perhatian adalah sulit fokus, tidak merespons, dan mudah terdistraksi.
“Waspadai jika anak tidak tertarik dengan interaksi langsung,” jelas dr. Farid dalam jawabannya.
Interaksi langsung seperti bermain, membaca buku, atau bercerita tetap penting untuk perkembangan optimal.
Rekomendasi IDAI untuk Atur Screen Time Anak
IDAI memberikan panduan penting dalam mengelola screen time sesuai tahapan usia anak.
- Untuk anak di bawah 1 tahun, IDAI tidak merekomendasikan screen time dalam bentuk apa pun.
- Anak usia 1 hingga 2 tahun hanya boleh melakukan video call dengan pendampingan penuh.
- Anak usia 2 sampai 6 tahun maksimal satu jam screen time per hari, tetap dengan pendampingan.
Orang tua wajib mendampingi setiap penggunaan media dan memilih konten yang benar-benar berkualitas. Hindari penggunaan media saat makan, sebelum tidur, atau untuk menenangkan anak yang rewel.
IDAI menganjurkan orang tua menciptakan aktivitas alternatif untuk mengganti waktu screen time. Orang tua juga perlu menjadi teladan dalam mengatur penggunaan media digital sehari-hari. Matikan perangkat jika tidak digunakan dan ciptakan waktu bebas media di rumah secara rutin.
BACA JUGA: SPPG Latih 2.000 Penjamah Makanan Guna Dukung Konsumsi Sehat
Peran Kunci Orang Tua dalam Mengatur Screen Time
Di akhir sesi Seminar IDAI, dr. Farid menyampaikan pesan penting bagi seluruh peserta.
“Kalau bisa menunda screen time pada anak, tundalah selama mungkin,” pesan dr. Farid tegas.
Orang tua memiliki peran utama dalam mengontrol penggunaan media digital oleh anak-anak. dr. Reza menambahkan, digital bukan musuh, tapi perlu diawasi dan diarahkan secara bijak. Dengan pendampingan tepat, anak bisa tumbuh seimbang di era digital seperti sekarang ini.









