Bandar Lampung, Merapah.com — Tim mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK) dari Unila mengembangkan inovasi digital bernama SIPANDU (Sistem Penyaluran Bantuan Terpadu). Program ini hadir untuk merevolusi sistem penyaluran bantuan sosial (bansos) agar lebih efisien, transparan, dan tepat sasaran.
Salah satu anggota tim, Zahwa Namira Ajani, menjelaskan bahwa proses seleksi PKM-VGK yang mereka jalani berawal dari tahap seleksi internal kampus. Pada tahap ini, tim menyusun proposal berisi ide gagasan dan mengajukannya ke pihak universitas.
“Dari situ, kampus menyeleksi proposal terbaik untuk dikirim ke tahap nasional,” ujar Zahwa, Selasa, 29 Oktober 2025.
Setelah lolos di tingkat universitas, proposal mereka diunggah ke Sistem Informasi Manajemen Belmawa (Simbelmawa) untuk dinilai oleh reviewer dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek). Menurut Zahwa, penilaian berfokus pada orisinalitas ide, kreativitas penyampaian, serta kelayakan gagasan dalam menyelesaikan masalah bangsa.
“Kalau berhasil lolos di tingkat nasional, tim kami diumumkan sebagai penerima dana insentif. Setelah itu baru kami masuk tahap produksi video, mengembangkan ide dari proposal jadi bentuk visual yang menarik dan bisa memberi pesan positif ke masyarakat,” tambahnya.

Lewat SIPANDU, Tim PKM-VGK Bantu Pastikan Bansos Tepat Sasaran
Lebih lanjut, Zahwa memaparkan manfaat utama dari sistem SIPANDU. Dari sisi akurasi dan ketepatan sasaran, SIPANDU membantu memastikan bansos benar-benar sampai kepada penerima yang berhak. Sistem ini mengandalkan data valid seperti DTKS dan Dukcapil untuk melakukan verifikasi penerima.
Dengan mekanisme tersebut, kesalahan data dan penerima ganda dapat berkurang, sehingga alokasi anggaran menjadi lebih adil.
Selain itu, dari aspek transparansi dan akuntabilitas, SIPANDU menekan peluang terjadinya penyimpangan seperti pungutan liar atau penyaluran fiktif.
BACA JUGA: FISIP UNISS Resmi Melepas Mahasiswa PKL 2025, Siap Terjun ke Dunia Kerja
“Setiap aliran dana tercatat dan bisa terlacak. Bahkan ada fitur pelaporan real-time sehingga masyarakat bisa langsung melapor jika ada kejanggalan,” terang Zahwa.
Tidak hanya itu, SIPANDU juga mengedepankan efisiensi sistem dengan mengintegrasikan data dari berbagai lembaga. Di antaranya, Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, dan bank penyalur. Integrasi ini mempercepat proses penyaluran bansos sekaligus memudahkan pemerintah memantau progres melalui dasbor pemantauan digital.
“Secara keseluruhan, SIPANDU hadir sebagai solusi untuk menciptakan sistem bansos yang lebih presisi, transparan, dan terpadu—membawa perubahan nyata menuju penyaluran bantuan yang adil dan terpercaya,” tutup Zahwa.







