TANGGAMUS (Merapah.com) — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung (Unila) lestarikan warisan budaya. Mereka berhasil melaksanakan program berbasis pelestarian budaya di Museum Kekhatuan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Program bertajuk Institusionalisasi Museum Kekhatuan Semaka dalam Proses Preservasi dan Konservasi Berbasis Kearifan Lokal ini berlangsung dari 9 hingga 23 Juli 2024.
M. Guntur Purboyo, M.Si memimpin tim yang terdiri atas Dr. Bartoven Vivit Nurdin, M.Si., Ifaty Fadliliana Sari, S.Pd., M.A., dan Azis Amriwan, M.Si., kegiatan ini melibatkan tokoh adat, pemerintah daerah, kurator Museum Lampung, serta komunitas lokal.
Fokus utama program ini adalah memberikan solusi terhadap tantangan dalam pengelolaan dan pelestarian koleksi budaya di museum.
Latar Belakang Pelestarian Warisan Budaya Museum Kekhatuan Semaka
Museum Kekhatuan Semaka menyimpan peninggalan budaya yang kaya, mulai dari pakaian adat hingga kereta kencana.
Sayangnya, pengelolaannya masih sangat bergantung pada Abu Sahlan, Kepala Pekon Sanggi Unggak.
Ketergantungan ini berisiko bagi keberlanjutan museum di masa depan.
Koleksi museum juga menghadapi ancaman kerusakan akibat usia, iklim, dan mikroorganisme.
Ditambah lagi, rendahnya partisipasi generasi muda dalam pelestarian budaya lokal menjadi tantangan yang perlu segera diatasi.
Rangkaian Kegiatan Tim Universitas Lampung
Program ini berlangsung dalam tiga tahapan utama:
1. Sosialisasi dan Edukasi
Edukasi meliputi teknik preservasi (pencegahan kerusakan) dan konservasi (pemulihan). Peserta memahami pentingnya pelestarian budaya sebagai bagian dari identitas lokal.
2. Pendampingan Praktis
Tim mempraktikkan metode perawatan sederhana, seperti menggunakan lada untuk melindungi kain dari kerusakan, abu gosok untuk membersihkan logam, dan air kelapa untuk mencegah karat pada koin.
3. Diskusi dan Tindak Lanjut Pelestarian Warisan Budaya
Tahap akhir berupa diskusi dengan masyarakat adat, pengelola museum, dan pemerintah daerah untuk menciptakan kolaborasi yang mendukung keberlanjutan museum.
Hasil dan Dampak Program
Program ini meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pelestarian benda bersejarah hingga 8,86% berdasarkan evaluasi pretest dan posttest.
Selain itu, metode pelestarian berbasis kearifan lokal kini lebih dipahami oleh masyarakat adat.
Hasil program terdokumentasi dalam artikel ilmiah, seminar, dan poster panduan yang dapat digunakan sebagai referensi oleh komunitas lainnya.
Harapan dan Masa Depan Museum Kekhatuan Semaka
Program ini tidak hanya fokus pada pelestarian benda fisik, tetapi juga membangkitkan kesadaran generasi muda untuk menjaga warisan leluhur.
Tim berharap kolaborasi antara masyarakat adat, pemerintah daerah, dan pengelola museum dapat terus berkembang. Dengan demikian, Museum Kekhatuan Semaka dapat menjadi pusat pelestarian budaya yang tangguh di Provinsi Lampung.