Tanjung Ratu, 29 Januari 2025 (Merapah.com) – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan limbah peternakan, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unila di Desa Tanjung Ratu mengadakan workshop pembuatan pupuk kompos.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat cara mengolah limbah peternakan supaya bermanfaat, sekaligus mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
Workshop ini berlangsung di rumah bendahara desa, dekat dengan area tanaman TOGA, dan diikuti oleh masyarakat setempat yang antusias ingin belajar. Acara ini dipimpin oleh Afiqah Ramadhani selaku penanggung jawab, dengan dukungan dari anggota tim lainnya: Cikal Erlangga, Aditiya, Rina Fatimatuz Zahra, Indah Cinta Naulita S., dan Fadilla Aulia Syifa. Kegiatan ini juga dibimbing langsung oleh dosen pembimbing lapangan, Rahmi Mulyasari, S.Pd., M.T.
Mengatasi Permasalahan Limbah Peternakan dengan Inovasi Pupuk Kompos
Limbah peternakan kotoran sapi dan sisa pakan ternak seringkali dibiarkan menumpuk tanpa diolah, ini berisiko mencemari lingkungan dan menimbulkan bau tidak sedap. Kurangnya wawasan masyarakat mengenai manfaat limbah ini juga menjadi kendala utama dalam pengelolaannya.
“Dengan adanya workshop ini, kami ingin menunjukkan bahwa limbah peternakan sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos yang berkualitas. Selain mengurangi pencemaran, ini juga bisa jadi peluang ekonomi bagi warga,” ujar Afiqah Ramadhani.
Distribusi pupuk organik masih terbatas dan harganya cukup mahal di pasaran. Oleh karena itu, dengan adanya pelatihan ini, masyarakat diharapkan mampu memproduksi pupuk sendiri untuk kebutuhan pertanian mereka.
Pelatihan Langsung: Belajar dari Teori hingga Praktik
Workshop ini tidak hanya berupa penyuluhan teori, tetapi juga dilengkapi dengan praktik langsung dalam proses pembuatan pupuk. Beberapa materi yang disampaikan antara lain:
Cara penggunaan EM4 dan molase sebagai bahan tambahan dalam fermentasi pupuk.
Teknik pengolahan kotoran sapi kering menjadi pupuk kompos siap pakai.
BACA JUGA: Siap Hadapi Era Digital, Siswa SD Negeri 01 Yoso Mulyo Dapat Pelatihan Microsoft Word
Peserta tampak antusias mengikuti setiap tahap pelatihan. Mereka diajarkan cara mencampur limbah organik dengan bahan tambahan seperti EM4 dan molase agar proses fermentasi lebih optimal.
“Awalnya saya kira buat pupuk itu ribet, tapi ternyata cukup mudah. Ilmu ini bakal saya praktikkan sendiri di rumah,” ungkap salah satu peserta workshop.
Dampak dan Harapan ke Depan
Dengan terselenggaranya workshop ini, Tim KKN Tanjung Ratu berharap masyarakat dapat lebih memahami pentingnya pengelolaan limbah secara berkelanjutan.
“Kami ingin masyarakat bisa terus mengembangkan metode ini secara mandiri. Kalau diterapkan secara luas, bukan hanya lingkungan yang lebih bersih, tapi juga bisa jadi peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian desa,” tambah Cikal Erlangga.
Kegiatan ini juga sejalan dengan konsep pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan. Dengan pengelolaan limbah yang baik, diharapkan desa Tanjung Ratu bisa menjadi contoh dalam penerapan pertanian organik berbasis kompos.
Dengan adanya edukasi semacam ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan manfaat limbah yang sering dianggap tidak berguna, serta mampu mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai bagi lingkungan dan ekonomi desa.