
Bandar Lampung, Merapah.com – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Lampung menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) VIII pada Sabtu, (25/10) di Grand Ballroom Hotel Horison, Bandar Lampung. Kegiatan yang dibuka oleh Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, mewakili Gubernur Lampung, menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara LDII dan pemerintah daerah untuk mewujudkan Lampung Maju Menuju Indonesia Emas 2045.
Muswil kali ini mengusung tema “Penguatan SDM Berkarakter Luhur untuk Lampung Maju, Menuju Indonesia Emas 2045” dan dihadiri lebih dari 150 peserta dari seluruh kabupaten/kota se-Lampung, serta jajaran Forkopimda, Kemenag, Kesbangpol, dan tokoh masyarakat.
Ketua DPW LDII Lampung, Muhammad Aditya, dalam laporannya menyampaikan apresiasi kepada semua pihak atas dukungan terhadap penyelenggaraan Muswil. Ia menjelaskan bahwa Muswil VIII berfokus pada empat agenda utama: evaluasi kepengurusan sebelumnya, penyusunan program kerja lima tahun ke depan, perumusan rekomendasi organisasi, serta penetapan kepengurusan baru periode 2025–2030.
“LDII di Lampung telah mengelola 21 pondok pesantren, 27 sekolah, dan 603 masjid. Semua ini merupakan bagian dari ikhtiar kami membangun SDM unggul, berkarakter, dan berdaya saing,” ujar Aditya.

Wagub Ajak LDII Perkuat Sinergi Hadapi Tantangan Daerah
Dalam sambutannya, Wagub Jihan Nurlela menyampaikan penghargaan tinggi kepada LDII atas kontribusinya dalam pembangunan sumber daya manusia di Lampung.
“Saya menilai LDII sebagai organisasi yang sistematis, terukur, dan rapi dalam bekerja. Kami berharap LDII terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah, termasuk dalam menghadapi isu-isu strategis seperti radikalisme dan sektor pertanian,” ujar Jihan.
Ia menilai program ketahanan pangan LDII, khususnya budidaya sorgum, sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah. “Sorgum bisa menjadi solusi pengganti sebagian tanaman singkong. Kami harap sinergi ini terus berlanjut,” imbuhnya.
BACA JUGA: Kemkomdigi Dorong Penguatan Komunikasi Krisis dan Tata Kelola Program MBG di Lampung
Sinergi Penegakan Hukum dan Moderasi Beragama
Selain pembukaan, Muswil VIII LDII Lampung juga menghadirkan sejumlah pejabat tinggi sebagai pemateri pembekalan. Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Lampung, Imam Yudha Nugraha, menegaskan komitmennya terhadap tata kelola pemerintahan yang bersih.
“Kami pastikan tidak ada lagi permainan proyek, jatah kejati, atau jual beli perkara. Kalau ada, laporkan. Kami ingin wujudkan Lampung zero corruption,” tegasnya.
Imam juga menyoroti pentingnya pendidikan karakter dan pencegahan korupsi sejak dini melalui program Jaksa Masuk Pesantren.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Lampung, Senen Mustakim, menilai LDII telah menjadi contoh nyata toleransi di masyarakat. “Ternyata LDII yang di luar ekstrem, justru sangat toleran. Mereka tidak membeda-bedakan suku, ras, atau agama,” ujarnya.
Dari sisi keagamaan, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Lampung, Ridhwan Hawari, menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara toleransi dan identitas keyakinan. “Toleransi harus kita galakkan, tapi jangan sampai tasyabbuh atau meniru secara berlebihan. Kita harus tetap berpegang pada prinsip moderasi beragama,” katanya.
Aditya Kembali Pimpin LDII Lampung 2025–2030
Puncak Muswil VIII ditandai dengan terpilihnya kembali M. Aditya sebagai Ketua DPW LDII Provinsi Lampung masa bakti 2025–2030 secara aklamasi. Pengukuhan dilakukan oleh Ketua Umum DPP LDII, KH. Chriswanto Santoso, yang menyerahkan panji organisasi kepada Aditya sebagai simbol amanah baru.
Dalam sambutannya, Aditya menegaskan bahwa Muswil bukan akhir, melainkan awal dari kerja nyata kepengurusan baru. “Kami akan memperkuat delapan klaster pengabdian LDII untuk bangsa, mulai dari bidang kebangsaan, keagamaan, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi syariah, ketahanan pangan, digitalisasi pertanian, dan energi terbarukan,” ujarnya.
Sementara itu, KH. Chriswanto Santoso mengapresiasi pelaksanaan Muswil yang berjalan sukses. “Saya bersyukur LDII Lampung mampu menyelesaikan konsolidasi lima tahunan ini. Hanya organisasi yang sehat yang mampu melakukannya,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa tantangan ke depan akan semakin berat, terutama dalam konteks geo-politik dan geo-ekonomi global. Karena itu, ia berpesan agar LDII Lampung terus beradaptasi, menjaga stabilitas, dan berkontribusi nyata bagi bangsa.
“Ketua bukanlah penanam kekuasaan, tetapi penumbuh kepercayaan. Untuk membangun tim solid, pengurus harus mementingkan kepentingan organisasi, berpikiran positif, berkomunikasi intens, dan taat asas,” tutup KH. Chriswanto.









