Merapah.com, Bandar Lampung – 26 Mei 2025 Green Students Movement (GSM) WALHI Lampung resmi dimulai hari ini. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari. Mengangkat tema “Gerakan Orang Muda untuk Energi Bersih & Keadilan Ekologis.” Peserta berasal dari berbagai universitas dan lembaga lingkungan di Lampung dan luar daerah.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya WALHI membangun kapasitas generasi muda yang sadar lingkungan dan aktif dalam perjuangan ekologis. Isu yang diangkat tak hanya soal energi terbarukan, tapi juga menyangkut keadilan sosial dan ekologis bagi komunitas terdampak.
Antusiasme Peserta Tinggi Sejak Pagi Hari

Hari pertama dimulai pukul 09.00 WIB dengan registrasi peserta. Peserta tampak sangat antusias. Setelah registrasi, kegiatan dilanjutkan dengan pembukaan oleh MC dan sesi pretest untuk peserta.
Fasilitator Hery Maryanto memandu sesi pengenalan lewat Kontrak Environmentalist dan perkenalan singkat. Setelah sesi awal, acara berlanjut ke pemaparan materi pertama oleh Direktur WALHI Lampung.
BACA JUGA: Gubernur Lampung Tanam 3.000 Mangrove: Mitra Bentala Turut Serta
Irfan Tri Musri: Gerakan Lingkungan Butuh Kesadaran Sejarah

Dengan penuh semangat, Irfan Tri Musri mengajak aktivis muda memahami akar sejarah gerakan lingkungan. Dengan membawakan materi tentang sejarah gerakan lingkungan hidup di Indonesia, Ia menekankan pentingnya pijakan historis dalam memperjuangkan isu lingkungan saat ini.
“Kawan-kawan muda harus paham sejarah gerakan agar bisa bergerak lebih sadar,” ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa gerakan lingkungan hidup tidak bisa lepas dari sejarah perjuangan rakyat melawan ketimpangan dan perusakan alam.
“Ketika kita buka sejarah lalu ternyata permasalahan ini sangat kompleks, kepedulian kita untuk lebih sadar akan lingkungan harus dihidupkan”, tambahnya.
Materi ini memperkenalkan nilai-nilai dasar WALHI dan pentingnya organisasi rakyat dalam advokasi.
Rinda Gusvita: Environmentalist Lahir dari Kesadaran Diri

Enviromentalist menjadi bagian penting dari gerakan orang muda untuk peduli terhadap lingkungan.
Rinda Gusvita, mengisi materi kedua dengan topik “Menjadi Seorang Environmentalist” Ia mengajak peserta mengenali peran dan tanggung jawab sebagai aktivis lingkungan yang konsisten.
“Menjadi environmentalist bukan tren, tapi pilihan sadar untuk menjaga bumi,” ujarnya.
Menurutnya, gerakan lingkungan harus dimulai dari diri sendiri, dari hal kecil dan konsisten, lalu meluas dalam solidaritas. Ia menekankan bahwa keberlanjutan perjuangan terletak pada integritas aktivisnya.
“Mulai saja dulu dari kebiasaan kecil, seperti mengganti penggunaan plastik, membuang sampah pada tempatnya, juga kesadaran lainnya”, tambahnya.
BACA JUGA: AQUA Tanggamus Raih Penghargaan Sosial dan Lingkungan di CSR Award 2025
Ahlul Fadli: Transisi Energi Harus Adil untuk Semua

Ahlul Fadli dari WALHI Riau menutup sesi materi dengan pemaparan kritis soal transisi energi. Ia menyampaikan bahwa di balik narasi energi bersih, terdapat konflik yang tak sedikit menimpa masyarakat.
“Transisi energi harus adil dan tidak menyisakan ketimpangan baru. Kita tak bisa membiarkan rakyat jadi korban kebijakan hijau yang semu,” tutur Ahlul.
Ia membagikan kisah-kisah nyata dari wilayah yang terdampak tambang nikel dan pembangunan PLTU, mengajak peserta menelisik lebih dalam sisi gelap transisi energi nasional.
Diskusi dan Nobar Tambah Wawasan Peserta
Setelah sesi materi, peserta mengikuti nobar film dokumenter bertema energi dan keadilan ekologis. Film yang menjadi bahasan Ilusi Transisi Energi: Bloody Nickel.
Peserta aktif menyampaikan pandangan, mengaitkan materi dengan situasi di daerah masing-masing. Momentum ini menjadi ruang penting untuk memperdalam pemahaman soal keadilan energi dan peran gerakan rakyat.
Project Officer Apresiasi Semangat Peserta
Project Officer GSM, Mustakim, menyampaikan rasa bangganya atas semangat peserta hari pertama.
“Saya dan panitia senang dengan keaktifan peserta. Semoga semangatnya terus terjaga,” katanya.
Ia juga berharap peserta bisa mengikuti seluruh rangkaian acara hingga hari ketiga nanti. Menurutnya, Green Students Movement WALHI Lampung adalah ruang belajar bersama yang sangat penting.
BACA JUGA: Manfaat Kemampuan Coaching untuk Dorong Pertumbuhan Bisnis
Gerakan Orang Muda untuk Masa Depan yang Berkeadilan
Green Students Movement WALHI Lampung 2025 bukan hanya menjadi ruang edukasi, tapi juga panggung konsolidasi gerakan. Dengan rangkaian materi, diskusi, hingga aksi, kegiatan ini menjadi bukti bahwa orang muda punya peran strategis dalam mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan adil secara ekologis.
Perjuangan lingkungan menuntut keberanian hari ini, bukan lagi janji untuk masa depan. GSM mengingatkan kita bahwa perubahan tidak menunggu usia atau jabatan. Kita cukup mulai dari kesadaran, lalu bergerak bersama menciptakan perubahan.









