Merapah.com – Analogi tajam Ibnu Qayyim tentang manusia yang lebih senang menyebarkan keburukan. Sebagian orang hanya tertarik membicarakan keburukan atau aib orang lain, bukan kebaikannya sama sekali. Keburukan menjadi bahan utama dalam obrolan, disebarkan tanpa henti ke mana-mana. Kebiasaan buruk ini dijelaskan secara tajam oleh ulama besar, Ibnu Qayyim Al Jauziyah.
Menurutnya, sebagian manusia seperti babi saat melihat sesuatu yang menjijikkan. Ketika melewati makanan baik, babi tidak tertarik dan hanya mengabaikannya saja. Sebaliknya, saat melihat kotoran, ia bergegas datang dan memakan habis.
BACA JUGA: Jadi Karyawan Andalan Berkat 8 Skill Berpikir Strategis
Itulah gambaran seseorang yang tidak peduli pada kebaikan, melainkan lebih senang menyebarkan aib orang lain. Ia tidak lagi mempertimbangkan akhlak, hanya sibuk mencari-cari kesalahan dan membicarakan kejelekan. Tabiat seperti ini bukan hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga menumbuhkan berbagai penyakit hati yang berbahaya. Maka penting bagi kita untuk berhati-hati dan menjauhi sikap tersebut.
Fenomena yang Kian Marak di Era Digital
Kebiasaan ini makin sering terjadi di media sosial dan lingkungan pertemanan sehari-hari. Banyak orang yang memilih menyebarkan keburukan daripada menghargai kebaikan yang ada. Fenomena ini juga menyebabkan keretakan hubungan dan menghilangkan rasa saling percaya. Padahal, Islam sangat menekankan pentingnya menjaga lisan dan kehormatan sesama muslim.
Hadis Tentang Ghibah
Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”
Beliau bersabda, “Engkau menyebutkan tentang saudaramu sesuatu yang tidak ia sukai.”
Sahabat bertanya, “Bagaimana jika yang aku katakan itu benar adanya?”
Beliau menjawab, “Jika benar, maka engkau telah mengghibahinya. Jika tidak benar, berarti memfitnahnya.”
(HR. Muslim No. 2589)
BACA JUGA: 6 Kunci Rezeki dalam Al-Qur’an, Dijamin Langsung oleh Allah
Sebarkan Kebaikan dan Tutupi Aib Saudaramu
Dalam ajaran Islam kita dilarang keras untuk membicarakan aib dan keburukan orang lain, jika tahu kita harus menyembunyikannya. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah dalam hadis berikut
“Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.”
(HR. Muslim No. 2699)
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat. Ayat 12)
BACA JUGA: Rasa Lelah Bisa Jadi Berpahala, Ini 8 Bukti dari Al-Qur’an
Saatnya Introspeksi Diri
Pertanyaannya sekarang, apakah kita termasuk orang yang suka menyebar aib? Jika iya, inilah saatnya berhenti dan meneladani akhlak Rasulullah SAW. Mulailah sibukkan diri dengan hal-hal positif yang membawa manfaat.”