Merapah.com, Lampung Selatan – Rabu, 14 Mei 2025, Desa Kuripan jadi saksi momen sakral dan penuh sejarah. Gusti Putra Aji resmi dinobatkan sebagai Raden Imba Kesuma Ratu oleh Dalom Kesuma Ratu. Prosesi adat ini bernama Gawi Nyambai Bujenong Jakhu Makhga dan berlangsung khidmat serta meriah. Masyarakat kembali menghidupkan tradisi penobatan ini setelah tidak melaksanakannya selama 27 tahun.
Penobatan Gusti Putra Aji Pererat Lima Desa Sekitar

Keratuan Darah Putih menjadi simbol persatuan bagi lima desa di Kecamatan Penengahan. Kelima desa tersebut yaitu Kuripan, Banjarsuri, Kekiling, Palembapang, dan Kota Guring. Masyarakat bersatu, menampilkan kekayaan adat lewat busana, tarian, dan sajian budaya lokal. Prosesi penobatan ini berhasil menguatkan rasa kebersamaan dan identitas antar masyarakat desa.
BACA JUGA: PD-PKPNU PCNU Lampung Selatan Angkatan XXX Resmi Digelar
Tahapan Adat Panjang dalam Penobatan
Keluarga besar Keratuan Darah Putih memulai prosesi sejak 7 Mei 2025 melalui tahapan Ngitai Maju. Mereka melakukan persiapan batin dan adat secara menyeluruh selama tahapan ini berlangsung. Dalom Kesuma Ratu memimpin puncak prosesi penobatan dengan menyerahkan gelar kepada putra sulungnya. Keluarga menyebut momen sakral ini sebagai prosesi Nyecup yang sarat makna dan penghormatan.
Penobatan yang Disatukan dengan Pernikahan Adat

Selain menjalani penobatan, Gusti Putra Aji juga melangsungkan pernikahan adat dengan Wulan Rezky Amalya. Pada momen yang sama, keluarga besar Keratuan secara resmi mengukuhkan Wulan sebagai Khatu Khunjungan.
Pengukuhan ini menandai peran penting Wulan sebagai pendamping Raden Imba Kesuma Ratu ke depannya. Melalui perpaduan penobatan dan pernikahan, keduanya memperkuat ikatan pribadi dan nilai-nilai adat. Dengan langkah ini, masyarakat membuktikan bahwa mereka tetap menjaga tradisi di tengah modernisasi.
BACA JUGA: AMPI Lampung Dukung Penuh Paslon Supriyanto–Suriansah di PSU Pesawaran 2025
Berbagai Tokoh Masyarakat Turut Hadir Meramaikan
Tak hanya keluarga dan kerabat, tokoh adat serta pemuka agama juga hadir dalam prosesi bersejarah ini. Mereka datang dari berbagai wilayah sebagai wujud dukungan terhadap nilai kebhinekaan dan persatuan. Kehadiran organisasi IKABASA semakin mengukuhkan semangat kolaborasi antar suku dan kepercayaan. Melalui momen ini, masyarakat Lampung Selatan memperlihatkan sikap terbuka dalam merayakan budaya bersama.
Harapan Mampu Lahirkan Generasi Peduli Budaya
Tak berhenti sampai di situ, kalangan akademisi pun turut terlibat dalam prosesi penobatan ini. Mahasiswa Sosiologi Universitas Lampung hadir langsung dan mendokumentasikan jalannya upacara adat. Mereka juga berdialog dengan tokoh adat untuk memahami makna sosial dan nilai budaya yang terkandung.
Salah satu penyimbang adat Kuripan, Ashofiandi, menyampaikan pesan penting kepada generasi muda. Ia mengajak anak muda aktif menjaga budaya agar jati diri masyarakat tetap hidup dan berkembang.









